Simulasi Posbindu Layanan SMARThealth Di Masa Pandemi

Diketahui, beberapa daerah di Indonesia sempat menutup sementara pos pelayanan terpadu (posbindu) dalam rangka pencegahan penularan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Salah satu daerah yang melakukan penutupan adalah Kabupaten Malang.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengeluarkan surat edaran keputusan untuk menutup kegiatan posbindu di seluruh desa dan kelurahan di Malang.
Keputusan tersebut menyikapi wabah virus corona yang terus menyebar secara nasional dan terus bertambahmya pasien yang positif COVID-19 di Indonesia, dan sekaligus sebagai wujud kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona.

Para pelaku simulasi foto bersama di akhir kegiatan

Pada hari Rabu (15/07/2020) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan simulasi posbindu layanan SMARThealth di Balai RW 01 Kelurahan Kepanjen, yang terletak di Jalan Banurejo RT 05 RW 01 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Tujuan diadakan simulasi tersebut adalah agar supaya kegiatan posbindu maupun posyandu dapat segera berjalan kembali, dan sekaligus simulasi ini untuk refreshing kader yang berkecimpung dalam melakukan latihan pelaksanaan posbindu layanan SMARThealth. Mereka perlu simulasi, karena di tengah masa pandemi corona ini tidak bisa sembarangan dalam melakukan posbindu. Mereka perlu dikenalkan dengan protokol kesehatan terkait kewaspadaan dengan COVID-19.
Hadir dalam simulasi itu, tampak empat orang dari Bagian P2PTM Dinkes Kabupaten Malang, Lurah Kepanjen, Babinsa,  Bhabinkamtibmas, Ketua RW 01, Ketua RT 05, dan Tim SMARThealth. Mereka hadir untuk menyaksikan simulasi posbindu layanan SMARThealth yang diperagakan oleh kader SMARThealth dan kader Posyandu dari Kelurahan Kepanjen, petugas kesehatan dari Ponkesdes Panji Husada, dokter dari Puskesmas Kepanjen, dan beberapa pasien highrisk SMARThealth yang bermukim di lingkungan RW 01 Kelurahan Kepanjen.
Dalam simulasi itu terlihat kader, petugas kesehatan maupun dokter mengenakan APD. APD, atau alat pelindung diri adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu, misalnya infeksi virus corona. Bila digunakan dengan benar, APD mampu menghalangi masuknya virus dalam tubuh melalui mulut, hidung, mata, atau kulit.
Mereka yang paling berisiko terkena penyakit infeksi, termasuk COVID-19 adalah mereka yang sering kontak dengan pasien. Oleh karena itu, mereka perlu menggunakan APD sesuai standar agar mereka terlindungi dari infeksi tersebut.
Kondisi inilah yang akan membedakan nantinya bila posbindu digelar dalam suasana belum sirnanya COVID-19. Mereka yang bertugas menangani pasien akan menggunakan APD, seperti masker, pelindung mata, pelindung wajah, gaun medis, sarung tangan medis, dan penutup kepala. Selain itu di sampingnya senantiasa tersedia hand sanitizer maupun alcohol sprayer.
Sedangkan untuk pasien akan melakukan pemeriksaan di posbindu tersebut diwajibkan untuk mengenakan masker, dan selalu cuci tangan, baik pada waktu mau masuk lokasi pemeriksaan maupun ketika sudah keluar dari ruang pemeriksaan. Ruang untuk simulasi posbindu itupun sudah disterilkan terlebih dahulu oleh Babinsa Kepanjen Nanang, dengan menyemprotkan cairan disinfektan sebelum acara simulasi dimulai.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan home visit. Secara sederhana, yang dimaksud dengan home visit (kunjungan rumah) adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien risiko tinggi yang mengidap tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, atau kolesterol tinggi. Pasien yang tidak hadir dalam posbindu akan dikunjungi ke rumahnya bila memungkinkan.
Simulasi yang pertama kali dilakukan di Kabupaten Malang dengan menggunakan standar protokol kesehatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB itu berakhir menjelang dhuhur. Akhir dari pemeriksaan dilakukan evaluasi yang dipimpin oleh Kasie P2PTM Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dan kemudian ditutup dengan acara foto bersama. *** [150720]


Penulis : Budiarto Eko Kusumo Penyunting Naskah: Rilya Bagus Ariesta Niko Prasetyo


0 Comments: